Cegah Stunting sejak Dini, Ahli Gizi Imbau Remaja Jaga Asupan Zat Gizi
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pernikahan dini menjadi salah satu permasalahan yang disorot dalam beberapa waktu terakhir. Ahli gizi dr. Marudut Sitompul, MPS, menyebutkan bahwa pernikahan dini berisiko melahirkan anak dalam kondisi stunting .
"Pernikahan dini, salah satu permasalahan di Indonesia ya. Ada masalah gizi yaitu anemia. Itu terjadi pada mereka yang menikah dini, kemudian seorang ibu anemia maka anaknya berisiko lahir dengan stunting dan juga anemia ," jelas Marudut Sitompul dalam Perayaan Hari Gizi Nasional 2023 di Jakarta, Selasa, 31 Januari 2023.
Dia pun mengimbau agar setiap remaja mendapatkan edukasi terkait kesehatan dan pencegahan stunting. Menurutnya, stunting terjadi tidak secara instan, melainkan ada korelasinya dengan kesehatan.
Baca juga: Apakah Anak Usia 11-12 Tahun yang Tidak Sekolah Dapat Vaksin HPV Gratis?
Saat usia muda, Marudut mendorong untuk menjaga asupan zat besi, yang bisa ditambah dengan tablet tambah darah (TTD). TTD merupakan program pemerintah dalam pencegahan anemia pada remaja.
"Harus tereduksi juga, bukan hanya lewat program pemerintah, tapi kalau dia di fasyankes itu mesti dianjurkan suplemen-suplemen tambahan akan dikonsumsi TTD dan tablet kalsium. Ini untuk menjaga supaya kebutuhan mikromineralnya tercukupi, nanti dia akan melahirkan anak dengan sehat," jelasnya.
Tablet penambah darah pun tidak hanya tersedia gratis dari pemerintah, namun bisa juga dibeli di apotek tanpa resep dokter.
Meskipun begitu, Marudut mendorong agar pemahaman konsumsi TTD dan asupan gizi diberikan sejak dini agar bisa mencegah stunting dan penyakit anemia. Diharapkan juga kesadaran untuk menikah saat usia sudah matang atau dewasa.
Baca juga: Cara Cepat Hamil Anak Laki-Laki Menurut dr Boyke
"Karena stunting ini terjadi bukan instan, itu intergenerational, artinya antar generasi. Sehingga yang perlu dipersiapkan adalah saat masih muda, dan dia harus konsumsi zat gizi yang bagus, dipantau berat badannya. Kemudian, saat dia menikah itu usia normal, cukup dewasa dan harus juga care dengan kesehatan," pungkasnya.
"Pernikahan dini, salah satu permasalahan di Indonesia ya. Ada masalah gizi yaitu anemia. Itu terjadi pada mereka yang menikah dini, kemudian seorang ibu anemia maka anaknya berisiko lahir dengan stunting dan juga anemia ," jelas Marudut Sitompul dalam Perayaan Hari Gizi Nasional 2023 di Jakarta, Selasa, 31 Januari 2023.
Dia pun mengimbau agar setiap remaja mendapatkan edukasi terkait kesehatan dan pencegahan stunting. Menurutnya, stunting terjadi tidak secara instan, melainkan ada korelasinya dengan kesehatan.
Baca juga: Apakah Anak Usia 11-12 Tahun yang Tidak Sekolah Dapat Vaksin HPV Gratis?
Saat usia muda, Marudut mendorong untuk menjaga asupan zat besi, yang bisa ditambah dengan tablet tambah darah (TTD). TTD merupakan program pemerintah dalam pencegahan anemia pada remaja.
"Harus tereduksi juga, bukan hanya lewat program pemerintah, tapi kalau dia di fasyankes itu mesti dianjurkan suplemen-suplemen tambahan akan dikonsumsi TTD dan tablet kalsium. Ini untuk menjaga supaya kebutuhan mikromineralnya tercukupi, nanti dia akan melahirkan anak dengan sehat," jelasnya.
Tablet penambah darah pun tidak hanya tersedia gratis dari pemerintah, namun bisa juga dibeli di apotek tanpa resep dokter.
Meskipun begitu, Marudut mendorong agar pemahaman konsumsi TTD dan asupan gizi diberikan sejak dini agar bisa mencegah stunting dan penyakit anemia. Diharapkan juga kesadaran untuk menikah saat usia sudah matang atau dewasa.
Baca juga: Cara Cepat Hamil Anak Laki-Laki Menurut dr Boyke
"Karena stunting ini terjadi bukan instan, itu intergenerational, artinya antar generasi. Sehingga yang perlu dipersiapkan adalah saat masih muda, dan dia harus konsumsi zat gizi yang bagus, dipantau berat badannya. Kemudian, saat dia menikah itu usia normal, cukup dewasa dan harus juga care dengan kesehatan," pungkasnya.
(nug)